SABURAINEWS.ID,LAMPUNG TENGAH – Selama ini kita tahu, bahwa jamiyyah perkumpulan NU di Provinsi Lampung dikenal sebagai NU terbesar di luar Pulau Jawa. Bahkan disebut juga, Jawa Timurnya di luar Jawa, Sejak dahulu, NU di Provinsi Lampung sudah diperhitungkan secara nasional. Buktinya, pada tahun 1992 sudah menjadi tuan rumah Munas NU dan Konbes NU . Dan pada Desember 2021 lalu menjadi tuan rumah Muktamar Ke-34 NU.

Hal tersebut disampaikan Ila Fadilasari, M.H (Penulis Buku Sejarah dan Pertumbuhan NU Lampung) dalam agenda Focus Group Discussion (FGD) : Melacak Sejarah NU Lampung Tengah Dari Masa Ke Masa, yang dilaksanakan oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) PCNU Lampung Tengah, bertempat di lantai II gedung PCNU Lampung Tengah yang beralamatkan Jalan Proklamator Raya No 134 Seputih Jaya, Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Selasa (31/10/2023) lalu.

Alumnus Fisip UNILA ini menambahkan, pada mulanya ada enam cabang NU di Lampung, Yaitu; NU Cabang Tanjung Raja, NU Cabang Menggala, NU Cabang Krui, NU Cabang Sukadana, NU Cabang Teluk Betung, NU Cabang Kota Agung, oleh karena itu keterkaitan dengan tema diskusi hari ini, teman-teman LTN NU PCNU Lampung Tengah bisa melacak pada NU Cabang Sukadana, karena dahulu masih satu Kabupaten Lampung Tengah, meskipun sekarang sudah Kabupaten Lampung Timur.

“Langkah serius menulis buku sejarah NU kedepan teman-teman LTN NU PCNU Lampung Tengah untuk melacak Sejarah NU Lampung Tengah Dari Masa Ke Masa adalah; membentuk tim, riset pustaka, membuat outline/kerangka penulisan, berbagi tugas, riset, dan menulis, “ tutupnya.

Kiai Aminan, M.Pd (Penasehat LTN NU Lampung Tengah), menyampaikan, banyak tokoh – tokoh NU yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan jamiyyah perkumpulan NU di Lampung Tengah, dulu masih eks Kabupaten Lampung Tengah ada Kota Metro, Lampung Timur, sejak era Orde Lama, Orde Baru hingga sekarang seperti; KH. Marhasan Sanjaya Sultan Sejagad Sealam, KH. Jamalaudin al Busthomi, KH. Khusnan Musthafa Ghufron, Gus Umar Anshori, KH Ngaliman Marzuqi, KH A. Jailani MS, KH Imam Suhadi, KH Ngasifudin, dan lain-lain.

“Jika diperdalam secara serius dan dijadikan buku makanya isinya akan menarik, baik dari sisi ketokohan, maupun capaian prestasi dalam memimpin jamiyyah perkumpulan NU di Lampung Tengah, peranan pondok pesantren, dan lain-lain,” tutupnya.

Pemateri lainnya, Dr. Ahmad Muzaki, M.Pd (Akademisi IAIN Metro), menyampaikan, teman-teman LTN NU PCNU Lampung Tengah jika untuk jangka panjang outputnya hasil diskusi adalah membuat buku, ada beberapa penulisan sejarah yang kita lakukan, seperti; pertama, memilih topik yang workable, memungkinkan dan terjangkau dari waktu, tenaga, tempat dan biaya. Kedua, menarik (intersring topic) menarik sebagai objek penelitian kategeori ; unik dan penting. Dan ketiga, kedekatan emosional dan intelektual, artinya memungkinkan individu merasa nyaman dan aman dalam berbagi pikiran, perasaan, dan pengalaman, sekaligus kemampuan berkomunikasi secara efektif, berbagi ide-ide, dan membangun diskusi bermakna.

Sekretaris Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) PCNU Lampung Tengah, Ali Ghufron, S.Pd, menambahkan, agenda istimewa ini dihadiri; jajaran pengurus PCNU Lampung Tengah, jajaran pengurus LTN NU Lampung Tengah, utusan MWC NU se Kabupaten Lampung Tengah, utusan pengurus Lembaga-Lembaga NU tingkat Cabang, utusan pengurus Badan Otonom NU tingkat Cabang, dan lain-lain.

(Akhmad Syarief Kurniawan)