Bandar Lampung (11/8) Pengurus Gerakan Ayo Kuliah (GAK) Lampung melakukan giat evaluasi pelaksanaan program pembinaan anak PKH berprestasi lanjut kuliah pada tahun 2023.

Berdasarkan data yang terhimpun pada periode pembinaan tahun 2023, sebanyak 79 anak PKH berhasil lanjut kuliah yang berasal dari 15 Kabupaten/Kota di Lampung. Sehingga total anak KPM PKH yang berhasil kuliah medio 2017 – 2023 sebanyak 691 mahasiswa.

Ketua GAK Lampung Amiza Rezika, S.Pd. menuturkan bahwa pembinaan tahun ini berjalan lancar, namun masih terdapat beberapa kendala dan tantangan khususnya dalam hal advokasi beasiswa KIP Kuliah.

“Kami bersukur pembinaan tahun ini berjalan baik dan mendapat dukungan berbagai stakeholder seperti Kemendikbud-ristek, Dinas Sosial Lampung dan Bakrie Center Foundation (BCF) dalam program MBKM Kampus Merdeka tahun 2023.

Hasilnya sebanyak 79 anak PKH di terima di PTN dan PTKIN. Dengan rincian sebagai berikut; 27 anak di Universitas Lampung, 21 di UIN Raden Intan Lampung, 15 di Itera, 9 di Polinela, 3 di IAIN Metro dan 4 anak lainnya di kampus luar Lampung, jelas Amiza yang juga anak KPM PKH berprestasi asal Lampung Barat.

Sementara, founder GAK Slamet Riyadi, S.IP., M.IP mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya SDM PKH Lampung dan Dinas Sosial yang mendukung program ini. Tanpa dukungan dan kolaborasi maka program ini akan sulit berkembang.

“Giat pembinaan anak PKH berprestasi ini tetap terus jalan, walau tantangan akan terus ada. Terima kasih Bapak Drs. Aswarodi, M.Si sekalu Kadis Sosial Provinsi Lampung dan jajaran, 28 Korkab/kota PKH, 1.640 Pendamping Sosial PKH se-Lampung serta jajaran pengerak GAK. Kita percaya dengan pendidikan masa depan anak PKH akan lebih baik di masa yang akan datang, pungkas Slamet yang juga Korwil PKH Provinsi Lampung II.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa tantangan pembinaan di tahun ini lebih kompleks dari biasanya. Mengingat banyak pengaduan dari siswa binaan yang tidak lulus seleksi KIP Kuliah. Sehingga beberapa anak PKH menyatakan mundur dan terpaksa tidak melanjutkan studi. Kami prihatin, namun kami terus berupaya untuk mengadvokasi secara optimal, jelas Slamet.