saburainews.id – 04 April 2021, Bandar lampung, Diwa coffee menjadi tempat diskusi “Ketertindasan” pada sabtu malam, 03 april 2021. Diselenggarakan oleh Lampung literatur dan literaction sebagai upaya mengajak dan menyadarkan kaum muda akan realitas sosial yang terjadi di sekitar mereka.

Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari membaca puisi, sampai dengan berdialog santai dengan penulis buku “estetika kaum tertindas” (Erma dwi puspita dan Arrizky Ryan Fadela) dihadiri oleh berbagai komunitas seni dan literasi dengan mengangkat WS Rendra sebagai contoh, acara ini diharapkan dapat membuka kesadaran para kaum muda terkhusus seniman tentang fungsi seni itu sendiri.

Bahwa sebenarnya seni tidak selalu membahas soal keindahan, tetapi lebih dari itu. Seni juga bisa menjadi media perlawanan terhadap rezim.

Mengutip dari dialog salah satu narasumber ( Erma dwi puspitasari) “yang kemudian menjadi penting adalah kita bisa mengubah pandangan tentang makna seni, bahwa seni juga mempunyai peran sosial, sebagai perlawanan terhadap ketimpangan.”

Nandajhosi