Saburainews.id, Bandar Lampung – Dalam upaya mengantisipasi ancaman terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melaksanakan coaching enumerator (pelatihan petugas) Survei Indeks Risiko Terorisme (IRT) dengan menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Hotel Aston, Kamis (14/07/22)
Saat membuka acara tersebut , Ketua FKPT Lampung M. Firsada menjelaskan tujuan survei IRT adalah dalam upaya mengukur assemen wilayah terkait dengan kerentanan dan daya tarik sasaran aksi terorisme oleh pelaku terorisme di wilayah Lampung.
“Ancaman tersebut harus diantisipasi melalui penelitian. Dengan penelitian akan mendapatkan tawaran alternatif dalam menyusun agenda yang terencana dan terukur berdasarkan basis penelitian,” ujarnya.
Ia berharap para enumerator hendaknya memahami dan menjalankan tugas sebaik-baiknya, karena yang akan dimintai atau diwawancarai adalah narasumber yang punya jabatan sekaligus wewenang tinggi ditingkat pemerintahan, seperti Ketua Pengurus Cabang NU, Pengurus Muhamadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kepala Kesbangpol, Komandan Kodim, Kepala Kemenag, tokoh pers, juga Kapolresta.
“Saya berharap enumerator yang hadir dapat menimba dan mempelajari apa yang disampaikan oleh tim BNPT, sehingga ketika uji petik tidak ada halangan, dan mendapatkan data yang valid dan objektif,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kabid Penelitian dan Pengkajian FKPT Lampung, Abdul Qodir Zaelani menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan leading sector dari bidang penelitian dan pengkajian. Model penelitian yang dipakai, menurutnya, adalah model pentahelix dalam penanggulangan terororisme dengan melibatkan berbagai pihak yakni pemerintah, akademisi, pelaku usaha dan pelaku ekonomi.
“Ada 7 Kabupaten Kota di Lampung yang dijadikan tempat untuk survey, yakni Bandar Lampung, Metro, Pringsewu, Lampung Timur, Tulang Bawang, Way Kanan dan Mesuji. Masing-masing wilayah tersebut, terdapat dua enumerator yang akan mengambil data melalui mobile survey,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan tujuan adanya kegiatan ini untuk menganalisis target dan pelaku. Target yang diraih dari survei Indeks Risiko Terorisme adalah menganalisis kerentanan dan daya tarik target.
“Kerentanan target terdiri dari kapasitas deteksi dini dan kapasitas respon terhadap serangan. Sementara daya tarik target terdiri dari keberadaan obyek vital, riwayat serangan, potensi dampak ekonomi, politik dan korban jiwa,” jelasnya.
Sementara untuk pelaku, tambahnya, yang diraih dari survey Indeks Risiko Terorisme adalah menganalisis hal-hal yang memengaruhi tekad bulat untuk menyuplai pelaku terorisme seperti paparan ideologi terorisme, daya pendorong dan hal lainnya yang memengaruhi seseorang melakukan tindakan terorisme.
Sementara pemateri pembekalan coaching enumerator survei IRT dari BNPT RI, Lilik Purwadi, memberikan cara efisien untuk memudahkan enumerator ketika turun lapangan, yaitu dengan menggunakan aplikasi Indeks Radikalisme dan Terorisme (IRT) yang langsung terinput ke BNPT.
Laporan : Thiara Pareza
Be the first to write a comment.