“Teater Sebagai Praktik Pembebasan” Menjadi topik dalam rangkaian Kurma Kali ini. Topik tersebut diulas langsung oleh Novian Pratama (Penulis Buku Estetika Kaum Tertindas) & Gandi Maulana (Aktor & Pegiat Teater Lampung), Sementara itu, M.Azwar Anas (Pegiat KLASIKA) memandu jalannya dialog yang dimulai pukul 16.00 WIB di Rumah Ideologi KLASIKA.

Kebanyakan orang menganggap teater hanya sebatas pertunjukan, Padahal setiap pertunjukan terdapat nilai yang ditanamkan,
Bahkan, menurut Novian Pratama (salah satu penulis buku Estetika Kaum Tertindas) hal itu lazim dilakukan pada masa teater romantik.

Pada era itu teater dijadikan medium dalam meredam revolusi, Padahal, teater bisa berfungsi untuk menanamkan nilai kritis, Hal itu yang dimaksud teater sebagai medium pembebasan, “Lewat teater kita bisa memberikan kesadaran langsung lewat pertunjukan yang disuguhkan para aktor,” jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Mufid (Direktur Klasika) mengatakan, agenda tersebut merupakan bagian dari Kuliah Ramadan (KURMA) 2021, Ia menjelaskan, buku yang baru saja terbit bulan lalu memberikan pandangan lain terhadap seni Pada masyarakat umum, seni hanya dilihat sebatas hiburan atau tontonan.

“Buku ini ingin menyampaikan bahwa seni tidak sebatas hiburan, namun memiliki giroh pembebasan,” ungkapnya, Agenda tersebut berlangsung dalam dua sesi, yakni pada 25 – 26 April 2021, Sedangkan sesi kedua dilaksanakan mulai 2 – 5 Mei 2021.

Acara kemudian ditutup dengan gagasan dari narasumber Gandi Maulana (Aktor Teater Satu Lampung) tentang keberpihakan seekor semut dalam kisah Namrud yang membakar Nabi ibrahim AS “Aku tahu setetes air yang ku bawa tidak akan bisa memadamkan api besar Namrud, tetapi dengan ini aku bisa memastikan di pihak manakah aku berada. Begitulah kiranya teater bergerak dalam melawan penindasan” pungkasnya.