Pekon Kanoman, Tanggamus – Tempe sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat. Ketika dipadukan dengan daun kelor, nilai gizinya semakin tinggi. “Kami ingin menunjukkan bahwa bahan sederhana ini bisa menjadi inovasi pangan bergizi untuk mencegah stunting, dan juga bisa dikembangkan menjadi peluang usaha masyarakat,” jelas salah satu anggota Kelompok 11 KKL-PPM Universitas Malahayati saat penyuluhan di Pekon Kanoman.

Dalam kegiatan bertajuk GENTING (Gerakan Tempe Kelor Cegah Stunting) tersebut, mahasiswa tidak hanya menggelar demonstrasi pembuatan Nugget Tempe Daun Kelor, tetapi juga memberikan penyuluhan gizi seimbang, edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pemeriksaan kesehatan gratis. Antusiasme warga, terutama ibu-ibu rumah tangga, tampak ketika mereka langsung mempraktikkan pembuatan nugget sehat yang sederhana namun bergizi tinggi.

Lebih dari Sekadar Kesehatan
Program KKL-PPM ini tak berhenti pada ranah kesehatan saja. Mahasiswa juga menyasar bidang pendidikan dan ekonomi melalui:
Edukasi anti-bullying di sekolah dasar, Pendampingan branding UMKM lokal,
Membantu pemasaran digital dengan mendaftarkan usaha warga ke Google Maps.Langkah ini diharapkan mampu memperkuat daya saing UMKM di Pekon Kanoman agar lebih dikenal luas.

Apresiasi Masyarakat:
Kepala Pekon Kanoman, Ashari Patnoto, mengapresiasi kontribusi mahasiswa Universitas Malahayati.
“Inovasi nugget tempe ini sangat bermanfaat. Anak-anak bisa lebih suka makan makanan bergizi, sementara UMKM lokal punya produk baru untuk dipasarkan. Kami berharap program ini terus berlanjut meski mahasiswa sudah kembali ke kampus,” ujarnya.

Kegiatan GENTING sendiri melibatkan aparat pekon, kader posyandu, UPTD Puskesmas Sudimoro, BKKBN, hingga tokoh masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini memastikan program berjalan efektif dan membuka ruang keberlanjutan.

Harapan ke Depan:
Hasil dari program GENTING menunjukkan bahwa pendekatan berbasis potensi lokal mampu menghadirkan solusi ganda: menjaga kesehatan anak sekaligus menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Inovasi sederhana ini diharapkan dapat direplikasi ke desa-desa lain sebagai model intervensi pencegahan stunting yang murah, bergizi, dan berkelanjutan.
Dengan semangat pengabdian, mahasiswa Universitas Malahayati membuktikan bahwa ilmu tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi harus hadir nyata di tengah masyarakat.

Kini, Pekon Kanoman bukan hanya dikenal dengan UMKM tempenya, tetapi juga dengan Nugget Tempe Daun Kelor—inovasi lokal yang membawa harapan baru dalam melawan stunting.