Metro, kamis (18/2/2021).
Meskipun lahir di lampung selatan, KH. Ali Qomarudin adalah seorang putra asli daerah mulyojati kota metro. Pria kelahiran 16 MEI 1967 ini menamatkan sarjananya di perguruan tinggi ilmu alqur’an, jakarta pada tahun 1993.
Selanjutnya karena prestasinya pada tahun 1994, dirinya di kirim ke mesir untuk mewakili indonesia MTQ tingkat internasional, dan berhasil meraih peringkat 7 dari 98 negara. Keberangkatanya ke mesir tersebut merupakan hasil dari seleksi LPTQ nasional terhadap para qori’-qori’ah yang sekaligus merupakan hafidh-hafidhoh. Dalam tiga kali seleksi yang di lakukan dirinya berhasil menempati peringkat teratas, sehingga di tetapkan sebagai duta bangsa yang akan mewakili indonesia pada MTQ tingkat internasional di mesir pada tahun 1994.
Sepulangya dari mesir, KH. Ali qomarudin menikah pada bulan november 1994, dan pulang kekampung halamannya di metro. “saya memang tidak punya keinginan tinggal di jakarta. Saat itu saya merasa terpanggil untuk menyumbangkan sedikit pengetahuan yang saya miliki pada kota metro”, satu waktu kyai Ali menyampaikan itu disela-sela bincang santai dengan para tamu.
Niatnya untuk menyumbangkan pengetahuannya di awali dengan membina ngaji dan melatih para qori’ dan qori’ah untuk MTQ tingkat kabupaten/kota dan propinsi. Pada perkembanganya, terdapat sekitar 20 orang siswa yang datang ke rumahnya secara rutin untuk belajar menghafal alqur’an.
Setelah dirasa memungkinkan, dimulailah upayanya untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal, yang bernuansa pondok pesantren. Upaya ini mendapat dukungan dari para sesepuh, kyai dan tokoh masyarakat yang ada pada saat itu, sehingga pada tanggal 27 juli 2001 secara resmi berdirilah pondok pesantren roudlatul qur’an di kelurahan mulyojati, kota metro.
KH. Ali qomarudin mengakui bahwa dirinya menggemari dan mencintai al-qur’an sejak usia belia. Ali qomarudin muda juga sempat menjadi juara tingkat propinsi untuk hafalan al-qur’an 10 juz, serta menjadi juara kabupaten lampung tengah saat masih remaja. Dengan kecintaannya itu, KH. Ali qomarudin berupaya mengembangkan dan menjadikan pondok pesantren roudlatul qur’an sebagai lembaga pendidikan islam yang mampu menghasilkan intelaktual-intelektual muda yang menguasai ilmu-ilmu alqur’an, serta ilmu pengetahuan umum lainnya . hal tersebut juga dapat ditangkap dalam semboyan pondok pesantren roudlatul qur’an yaitu “ mengintelektualkan santri dan menyantrikan intelektual”.
saat ini kami sedang berupaya menigkatkan kualitas dan kuantitas pengajar, serta merencanakan program kelas unggulan” . Tutur satu waktu.
Beliau KH Ali Qamaruddin adalah sosok yang sangat aktif dalam berorganisasi. Beliau mampu membawa NU Kota Metro maju khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam mengelola pesantrennya, beliau juga merupakan sosok yang sangat patut diteladani. Dalam asuhannya, pesantren para hafidz qur’an ini berkembang pesat dan sampai saat ini sudah memiliki banyak cabang di berbagai daerah.
Berkat kemampuan beliau dalam memimpin NU Metro, pada Konferensi Cabang V NU Kota Metro di Kampus Institut Agama Islam Ma’arif (IAIM NU), Sabtu 23 November 2019, Kiai Ali dipercaya kembali menjadi ketua tanfidziyah untuk ketiga kalinya.
Tiga kali periode menjadi ketua tanfidziyah ini, Kiai Ali mendampingi KH Zainal Abidin yang juga dipercaya menjadi Rais Syuriyah PCNU Kota Metro untuk dua periode ini. KH Zainal Abidin sendiri juga baru saja berpulang ke rahmatullah pada bulan lalu tepatnya pada 2 Januari 2021. Menyusul kemudian Sang Hafidz KH. Ali Komarudin turup usia pada 16 februari 2021.
Mudah-mudahan Allah meridhoi. Amien.
Be the first to write a comment.