Bandar Lampung, 29 Agustus 2025 – Insiden yang melibatkan anggota Brimob Polda Metro Jaya, di mana seorang pengemudi ojek online diduga menjadi korban akibat dilindas kendaraan dinas, pada saat Aksi di Jakarta memicu gelombang kecaman. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malahayati (BEM-UKM UNMAL), Muhammad Kamal, menyatakan sikap tegas terkait kasus ini.
Menurut Kamal, peristiwa tersebut mencerminkan masih kuatnya tindakan represif aparat kepolisian terhadap masyarakat sipil. Ia menilai, kejadian itu menunjukkan kegagalan reformasi di tubuh POLRI dalam menjalankan tugas melindungi, mengayomi, dan melayani rakyat.
“Lagi dan lagi terjadi aksi represi dari POLRI, sudah cukup jangan sampai terjadi Orba Jilid 2. Dulu ABRI, sekarang POLRI. Sudah saatnya evaluasi menyeluruh terhadap institusi ini. Copot Listyo Sigit, copot Komandan Brimob! Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia juga turut berkampanye untuk hal ini,” ujar Kamal dalam keterangannya, Jumat (29/8).
Tuntutan BEM Universitas Malahayati:
1. Evaluasi menyeluruh terhadap institusi POLRI, khususnya terkait prosedur penanganan massa dan penggunaan kekuatan aparat.
2. Pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta Komandan Korps Brimob sebagai bentuk pertanggungjawaban atas insiden tersebut.
3. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi dalam tubuh kepolisian agar kejadian serupa tidak terulang.
Ajakan Solidaritas:
BEM Universitas Malahayati juga mengajak seluruh masyarakat sipil, aktivis, dan mahasiswa di Indonesia untuk bersatu mengawal penegakan demokrasi serta menolak segala bentuk tindakan represif aparat.
“Mahasiswa tidak akan tinggal diam. Kami berdiri bersama masyarakat untuk memastikan demokrasi tetap terjaga,” tegas Kamal menutup pernyataannya.
Be the first to write a comment.