Jawa Tengah – (7/9/2021) DPN Gerbang Tani (Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia) menggelar Istighosah Koalisi Tembakau bersama Petani Tembakau, Ulama, Anggota DPRD, Pelaku Industri Rokok Rumahan dan Pedagang Asongan di kantor DPRD Jawa Tengah, Selasa 7 September 2021.

Acara yang dibalut tema “Menolak Rencana Pemerintah Menaikkan Cukai Rokok dan Pentingnya Peta Jalan Petani Tembakau Indonesia” itu dihadiri oleh pembicara M. Yusuf Chudlori (Ketua DPW PKB Jawa Tengah yang juga Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang), Sukirman (Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah), M. Rifai (Ketua Asosiasi Petani Tembakau Jawa Tengah) dan Nur Ahsan (Perwakilan Petani Tembakau Temanggung) serta dimoderatori Ketum DPN Gerbang Tani Idham Arsyad.

Menurut Idham Arsyad, istighosah ini diselenggarakan atas inisiatif bahwa adanya kebijakan Pemerintah tentang rencana menaikkan cukai rokok Indonesia. Koalisi Tembakau bersama DPN Gerbang Tani perlu mengambil sikap dengan menyerap aspirasi dari petani tembakau khususnya di Jawa Tengah bahwa kebijakan ini perlu dikaji.

Sementara itu, Gus Yusuf sapaan akrab KH Yusuf Chudlori, mengatakan, RUU Tembakau yang diinisiasi oleh FPKB DPR RI, diharapkan menjadi payung keadilan bagi para petani tembakau. Menurutnya, naiknya cukai rokok akan berdampak pada perusahaan besar dengan mudah menekan harga jual petani tembakau.

“Kebijakan pusat jangan mempermainkan harga tembakau, dengan wacana menaikkan cukai rokok, maka itu akan merugikan petani tembakau,” kata Gus Yusuf.

Gus Yusuf menuturkan, Pemerintah masih banyak opsi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan APBN tanpa harus menaikkan cukai rokok. Sementara itu, untuk menolak rencana pemerintah itu, Gus Yusuf menghimbau kepada semua pihak terutama petani dan asosiasi harus bersatu dan kompak.

“Kunci pertama adalah kekompakan Petani dan Asosiasi Petani. Kami mengawal perjuangan ini, dari daerah ke daerah,” katanya.

Begitu juga kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sukirman, Pemerintah harus meninjau ulang regulasi terkait cukai rokok, “Meminta Pemerintah Pusat sebaiknya berpikir untuk menggali potensi pajak dengan tidak membebani petani tembakau melalui naiknya cukai tembakau,” katanya.

Menanggapi pemaparan Gus Yusuf dan Sukirman, Ketua Asosiasi Petani Tembakau, M Rifai menyampaikan terima kasih kepada Fraksi PKB DPRD Jateng dan Gerbang Tani yang telah berjuang mengawal petani tembakau Jateng.
“Kami berterima kasih sekali terhadap FPKB DPRD Jateng yang telah berjuang mengawal petani tembakau Jateng,” ucap Rifai.

Menurut Rifai, setiap tahun cukai rokok dinaikkan, imbas yang paling terasa adalah petani. Saat ini petani belum mempunyai tata niaga yang jelas. Posisi selama ini petani hanya dijadikan objek, dimana petani tembakau tidak mampu berbuat apa-apa, hanya menurut saja dengan pihak pabrikan.
“Kami meminta kejelasan kepada pihak pabrikan untuk benar-benar mengcover harga tembakau. Kami meminta untuk dikawal agar cukai rokok tidak naik,” katanya.

Begitu juga kata perwakilan dari Petani Tembakau Temanggung, Nur Ahsan, banjirnya impor tembakau di Indonesia, itu adalah awal bencana bagi petani tembakau, “tembakau Indonesia dibeli oleh pabrikan dengan harga murah,” katanya.
“RUU Tembakau menjadi angin segar bagi para petani tembakau,” sambungnya.

Dengan mendengar paparan dari narasumber, Gerbang Tani, kata Idham Arsyad bisa menyimpulkan bahwa rencana Pemerintah terkait menaikkan cukai rokok perlu dikaji ulang. Kebijakan tersebut berdampak pada petani tembakau yang saat ini masih menjadi objek dari kebijakan pemerintah.

“Kebijakan tersebut jelas merugikan para petani tembakau. Pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan para petani tembakau, yang hidupnya bergantung pada pertanian komoditas tembakau,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Idham Arsyad mengatakan, petani hanya cukup berharap dapat hidup yang layak dan mendapatkan akses pendidikan bagi anak-anaknya. Korelasi dan Kolaborasi yang baik antara Petani Tembakau, Asosiasi Petani, dan Pemerintah diharapkan menciptakan regulasi dan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan para petani.

“Kegiatan ini akan terus dilangsungkan secara maraton untuk menyerap aspirasi dari para Petani Tembakau Indonesia, selanjutnya akan digelar di Jawa Timur, NTB, kemudian di Jawa Barat,” katanya.