Bandar Lampung – (21/12/2021) Bertempat di UIN Raden Intan Lampung, Nahdlatut Turots mengadakan Simposium Nasional pada Selasa (21/12/2021) di lantai 3 Rektorat lama UIN Raden Intan Lampung, kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring. Seminar ini difokuskan untuk mendawamkan kebiasaan Nahdliyin pada kitab turots atau kitab kuning.

Kegiatan ini dapat disaksikan dengan link zoom: https://us02web.zoom.us/j/83845105413
atau meeting ID: 838 4510 5413
(Dian Ramadhan)

Dalam acara tersebut Prof. Oman Fathurroman Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, “Perlunya melakukan advokasi terkait turots karena pentingnya NU sebagai komunitas menjadi lokomotif dalam membangkitkan turots ulama nusantara,” ungkapnya.

Menurutnya perlu awareness (kesadaran) masyarakat Indonesia dalam membangkitkan turots. Perlunya kekuatan, keinginan, dan semangat memperbanyak dinamika an-nahdlah turots. Maka nahdlatut turots ini perlu untuk dilembagakan dan diinstitusikan. Dengan semikian para santri banyak melakukan pengkajian teks sastra filologi keIslaman, terlebih santri seperti sastra, fiqh, tasawuf, dan sebagainya.

“Dalam dunia global sebagai bagian bangkitnya peradaban Islam Nusantara. Peradaban yang tertulis dengan digital dapat melakukan big data untuk turots di Nusantara dalam mengumpulkan kitab,” katanya.

Kegiatan ini dihadiri oleh Pj Rais ‘Aam KH Miftachul Akhyar sebagai keynote speaker. Kemudian deklarasi gerakan Nahdlatut Turots bersama para habaib dan masyaikh.

Seminar ini dibagi menjadi tiga sesi, sesi pertama diisi oleh A. Ginanjar Sya’ban pegiat turots dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia , Jakarta dengan judul Turots dan Peradaban Nusantara sebagai narasumbernya. Yang kedua yaitu Ahmad Baso Peneliti dan Penulis Manuskrip dengan judul Turots dan Jati Diri Bangsa. Dan Prof Oman Fathurrahman Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Turots dan Peradaban Global.

Sesi kedua diisi oleh Mahrus el-Mawa Dosen Filologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan judul Potret Turots Nusantara dalam Studi Keislaman. Sedangkan narasumber kedua pada sesi ini adalah Prof Nadirsyah Hosen dengan judul Mainstream Kajian Turots Nusantara sebagai Center of Knowledge. Sedangkan pada sesi ketiga yaitu Samidi pegiat Manuskrip dan Ketua Badan Litbang Agama Semarang.

Selanjutnya yaitu KH Mujab Dosen Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul Strategi Pengembangan Turots Pesantren. Terakhir diisi oleh Gus Ulil Abshar Abdallah Pengasuh Ngaji Online Kitab Ihya Ulumuddin dengan judul Tantangan Turots Pesantren di Era Digital. Kholid Murtadho yang juga Rektor Yudarta Pasuruan menyampaikan,” Dengan adanya nahdlatut turots menjadikan referensi terjaga, diaktualisasikan anak muda. Serta turots ini juga dapat mencegah radikalisme yang mulai bermunculan di Indonesia,” paparnya.

Pewarta : Amri Wibowo