Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan, tetapi telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Salah satu dampak yang semakin nyata adalah meningkatnya kejadian penyakit diare, terutama di wilayah dengan akses air bersih dan sanitasi yang masih terbatas.

Kenaikan suhu global, perubahan pola curah hujan, hingga meningkatnya kejadian cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan terbukti memengaruhi kualitas air dan sanitasi lingkungan. Kondisi ini menciptakan lingkungan ideal bagi berkembangnya mikroorganisme patogen penyebab diare, seperti Escherichia coli dan Vibrio cholerae.

Hasil telaah berbagai jurnal nasional dan internasional menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan kelembaban berhubungan erat dengan lonjakan kasus diare, terutama pada kelompok rentan seperti balita. Curah hujan ekstrem dapat menyebabkan limpasan limbah domestik ke sumber air minum, sementara kekeringan berkepanjangan memaksa masyarakat menggunakan air yang kualitasnya tidak terjamin.

Penelitian di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Bangladesh, memperkuat bukti bahwa perubahan iklim berkontribusi terhadap peningkatan rawat inap akibat diare. Bahkan, proyeksi pemanasan global hingga 1,5–2°C diperkirakan dapat meningkatkan beban penyakit diare secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang.

Masalah ini semakin kompleks di wilayah dengan sistem air minum dan sanitasi yang belum memadai. Buruknya fasilitas sanitasi memperbesar dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat. Anak-anak, masyarakat berpenghasilan rendah, dan komunitas di daerah rawan bencana menjadi kelompok yang paling terdampak. Para ahli menekankan bahwa pengendalian diare di era perubahan iklim tidak cukup hanya mengandalkan pengobatan. Diperlukan pendekatan pencegahan berbasis lingkungan yang terintegrasi, mulai dari peningkatan akses air minum aman, perbaikan sanitasi, hingga penguatan surveilans penyakit berbasis iklim.

Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi kunci dalam meningkatkan ketahanan masyarakat.
Integrasi isu perubahan iklim ke dalam kebijakan kesehatan lingkungan dinilai sebagai langkah strategis untuk menekan dampak kesehatan di masa depan. Dengan kolaborasi lintas sektor dan perencanaan adaptasi yang tepat, risiko peningkatan penyakit diare akibat perubahan iklim dapat diminimalkan.