Pesisir Barat, 16 Agustus 2025 – Amarah warga Pekon Way Narta, Kecamatan Pesisir Utara, meledak. Puluhan warga mendatangi dan menyegel Balai Pekon pada Kamis (14/8), menolak keras rencana pelantikan kembali Basri sebagai Peratin.
Bagi masyarakat, kembalinya Basri ke kursi peratin sama saja dengan menginjak-injak harga diri mereka. Basri bukan sosok baru—namanya sudah tercoreng oleh skandal asusila setelah rekaman CCTV membongkar perselingkuhannya dengan aparat pekon yang notabene istri orang. Tak berhenti di situ, ia juga dituding menyelewengkan dana pekon dan melakukan praktik curang dalam penyaluran bantuan sosial.
“Pemimpin seperti ini tidak layak dilantik. Kami muak dipimpin oleh orang yang hanya memuaskan syahwat dan merampok hak rakyat,” teriak salah satu warga dalam aksi protes.
Warga yang marah menutup pintu balai, menempel segel, bahkan menuliskan coretan penolakan di dinding gedung. Tindakan itu menjadi simbol bahwa masyarakat Way Narta tidak akan tinggal diam melihat seorang peratin yang sudah terbukti cacat moral dan cacat integritas kembali berkuasa.
Di tengah aksi, beberapa tokoh masyarakat menegaskan bahwa pelantikan Basri adalah bentuk penghinaan terhadap nilai moral dan keadilan. Mereka menuntut pemerintah daerah mendengar aspirasi rakyat, bukan membiarkan jabatan desa dijadikan panggung bagi orang yang sudah kehilangan marwah kepemimpinan.
“Kami akan terus menolak. Kalau Basri tetap dilantik, itu sama saja pemerintah menutup mata atas aib dan kejahatan yang dilakukannya,” ujar tokoh pemuda setempat dengan nada geram.
Hingga kini, pemerintah kabupaten belum memberikan tanggapan resmi. Namun warga menegaskan, segel di Balai Pekon tidak akan dibuka sebelum tuntutan mereka dikabulkan.
Bagi masyarakat Way Narta, lebih baik balai terkunci daripada dipimpin oleh peratin yang mereka anggap berhianat pada moral, rakyat, dan jabatan.








Be the first to write a comment.