Bandar Lampung, 27 Mei 2025 — Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati (Unmal), Muhammad Kamal, melontarkan kritik tajam terhadap rencana pembangunan proyek kereta gantung oleh Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana. Menurut Kamal, proyek tersebut lebih mencerminkan ambisi pribadi daripada kepedulian terhadap kebutuhan nyata masyarakat.

“Proyek ini menunjukkan ego pembangunan yang tidak berpihak pada rakyat. Di tengah ketimpangan sosial dan buruknya penataan kota, kereta gantung justru menjadi prioritas. Ini ambisi tanpa esensi,” tegas Kamal dalam pernyataan resminya.

Kamal menilai bahwa pembangunan kereta gantung bukanlah jawaban atas persoalan mendesak yang dihadapi kota Bandar Lampung, seperti kemacetan, banjir, dan akses pendidikan serta kesehatan yang belum merata. Ia juga mempertanyakan urgensi proyek tersebut di tengah masih banyaknya kawasan kumuh dan infrastruktur dasar yang belum optimal.

“Warga masih kesulitan air bersih, jalan rusak di mana-mana, dan fasilitas publik terbatas. Tapi malah ingin membangun kereta gantung? Siapa yang akan menikmatinya? Ini bukan soal kemajuan, ini soal prioritas,” tambahnya.

Presiden Mahasiswa Unmal itu juga mengajak seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat untuk lebih kritis terhadap kebijakan pembangunan yang hanya bersifat simbolik dan tidak menyentuh akar persoalan.

“Mahasiswa tidak anti pembangunan, tapi kami anti pada pembangunan yang tak berpijak pada realitas sosial. Sudah saatnya kebijakan publik berpihak pada keadilan, bukan sekadar proyek pencitraan,” tutup Kamal.

Proyek kereta gantung yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung hingga kini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Beberapa pihak menyambutnya sebagai inovasi transportasi, sementara yang lain menilainya sebagai proyek elitis yang belum dibutuhkan saat ini.