Bandar Lampung, 23 Februari 2025 – Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati, Muhammad Kamal, mengecam keras kelalaian pemerintah dalam menangani persoalan banjir yang kembali melanda Bandar Lampung. Banjir yang terjadi sejak Jumat malam, 21 Februari 2025, bukan hanya mencerminkan buruknya sistem mitigasi bencana, tetapi juga mengungkap kegagalan pemerintah dalam memenuhi tanggung jawabnya melindungi rakyat.

“Setiap musim hujan, warga harus hidup dalam ketakutan. Ini bukan bencana alam semata, ini bencana yang lahir dari kelalaian pemerintah. Dan yang paling ironis, korban jiwa kembali berjatuhan,”tegas Muhammad Kamal”, minggu (23/2/2025).

Banjir kali ini telah merenggut tiga korban jiwa. Seorang perempuan bernama Sutiyen (33) tewas terseret arus setelah mobilnya terjebak banjir di Jalan Pangeran Tirtayasa. Di lokasi lain, pasangan suami istri di Gedong Air meninggal dunia akibat rumah mereka tertimpa longsor. Ribuan warga lainnya terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir.

Bencana ini bukan terjadi karena hujan deras semata, melainkan akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap sistem drainase, alih fungsi lahan yang tak terkendali, dan minimnya kebijakan mitigasi.

“Proyek infrastruktur besar terus digenjot, sementara saluran air dibiarkan mampet, tata ruang kota amburadul, dan kawasan resapan air habis digantikan beton. Ini kebijakan yang sembrono dan abai terhadap keselamatan rakyat,” tambahnya.

Muhammad Kamal juga menyoroti lambatnya respons dari Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Provinsi Lampung dalam menangani bencana ini. Hingga saat ini, bantuan yang diberikan belum merata dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.

“Walikota dan Gubernur harusnya berada di garis depan membantu warga, bukan bersembunyi di balik meja dan retret. Mereka harus turun langsung merasakan penderitaan rakyat,” ujarnya dengan nada geram.

“Kalau tidak bisa mengurus kota ini, lebih baik mundur saja. Rakyat butuh pemimpin yang peduli, bukan pemimpin yang hanya sibuk pencitraan,” pungkasnya.