Jakarta – (13/9/2021) Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar menggelar pertemuan khusus dengan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia H.E. Sung Y. Kim. Dalam pertemuan yang digelar di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/9/2021), ada sejumlah hal yang menjadi poin pembahasan.

Di antaranya soal demokrasi, pendidikan, perdagangan, penanganan pandemi Covid-19 hingga perubahan iklim. Dalam pertemuan tersebut, Gus Muhaimin menekankan pada tiga hal. Pertama dalam hal pendidikan, Gus Muhaimin berharap agar jumlah beasiswa bagi pelajar Indonesia di AS ditingkatkan. ”Sudah dari dulu kita ada kerjasama beasiswa pelajar Indonesia di AS. Saya sampaikan langsung kepada Dubes AS di Indonesia agar bisa ditambah,” tuturnya usai pertemuan.

Dikatakan Gus Muhaimin, pendidikan menjadi persoalan yang harus mendapatkan perhatian khusus terutama di masa pandemi. Selama lebih dari 1,5 tahun, proses pelajar mengajar di Indonesia berlangsung secara virtual. Sejauh ini, cara belajar virtual dinilai belum cukup efektif. ”Kita perlu juga belajar dari AS soal efektivitas pembelajaran secara virtual, meskipun kita saat in sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Begitu pula di AS juga sudah belajar tatap muka. Tapi pola pembelajaran gaya baru dengan cara virtual ini harus juga kita belajar agar bisa lebih efektif,” tuturnya.

Dalam bidang perdagangan, kata Gus Muhaimin, sejauh ini total nilai perdagangan antara Indonesia dengan AS baru di angka sekitar USD30 miliar. Jumlah tersebut dinilai masih sangat kecil dibandingkan dengan besarnya wilayah dan populasi di Indonesia. ”Nilai perdagangan kita masih sangat kecil sehingga perlu ditingkatkan lagi. Ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan dengan AS, mulai teknologi dan berbagai hal lainnya,” tutur Gus Muhaimin.

Hal lain yang juga diharapkan untuk ditingkatkan adalah kerjasama dalam penanganan pandemi. Dikatakan Gus Muhaimin, sejauh ini AS sudah memberikan banyak bantuan dalam penanganan pandemi Covid-19 di antara 8 juta dosis vaksin dan juga berbagai alat kesehatan. ”Tentu kita masih membutuhkan adanya peningkatan bantuan vaksin,” urainya.

Dalam bidang demokrasi, kata Gus Muhaimin, di awal-awal Reformasi yang menjadi tonggak demokratisasi di Indonesia, negara ini banyak belajar langsung dari AS. ”Saya waktu itu ikut belajar secara langsung ke AS, dan AS memberikan perhatian yang cukup tinggi dalam demokratisasi di Indonesia. Saat ini demokrasi di Indonesia sudah sangat berkembang, sudah lebih dewasa dan semakin produktif,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menyampaikan niatnya untuk melakukan kunjungan kerja ke AS yang direncanakan pada akhir tahun ini.

Sementara itu, H.E. Sung Y. Kim menyatakan apresiasinya bisa bertemu dengan Gus Muhaimin dan berbagi pengalaman serta pembicaraan yang hangat. ”Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan Bapak Wakil Ketua DPR. Terima kasih telah berbagi pengalaman selama Bapak berada di AS. Proses demokrastisasi di Indonesia saat ini sangat indah dan semua orang bisa belajar ke Indonesia. Saya sangat senang mengetahui pengalaman Pak Muhaimin ketika belajar soal demokrasi di AS,” urainya.
Pihaknya juga menyambut baik soal peningkatan kerjasama AS-Indonesia, baik di bidang pendidikan, kesehatan, perdagangan, termasuk soal perubahan iklim dan energi terbarukan. ”Populasi generasi muda Indonesia sangat besar sehingga saya rasa akan sangat baik kalau hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan diperluas. Dan saya akan mengupayakan untuk adanya peningkatan beasiswa bagi pelajar Indonesia,” urainya.

Begitu juga dalam bantuan vaksin, menurut H.E. Sung Y. Kim, jumlah 8 juta dosis vaksin yang dikirim ke Indonesia hanyalah bantuan kerjasama resmi dua negara. Sementara peredaran vaksin tidak hanya berasal dari bantuan saja, tapi juga ada sumber-sumber distribusi lainnya. ”Tentu jumlah vaksin yang ada akan terus kita tingkatkan,” katanya.

H.E. Sung Y. Kim juga mengakui bahwa nilai perdagangan AS-Ri masih tergolong sangat kecil dibandingkan dengan luasan wilayah dan jumlah populasi di Indonesia. Bahkan, nilai perdagangan kedua negara jauh di bawah negara-negara kecil seperti Singapura. ”Kami akan menyambut baik rencana kunjungan Pak Muhaimin ke Amerika Serikat,” pungkas H.E. Sung Y. Kim. (*)