Jakarta – (29/8/2021) Pertanian sudah memasuki era 4.0. Era yang mengharuskan kegiatan pertanian untuk dapat memanfaatkan teknologi dan mekanisasi. Dalam rangka mendorong laju pertumbuhan disektor pertanian, Kementerian Pertanian terus mendorong kegiatan pertanian dengan menggunakan IOT (internet of things) dan memaksimalkan mekanisasi.

Sejumlah bantuan alsintan telah disampaikan oleh Kementerian Pertanian untuk menunjang percepatan mekanisasi pertanian di Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meyakini kehadiran Alsintan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Menurut Syahrul, berbagai macam jenis dan kegunaan Alsintan sangat bermanfaat dalam membantu budidaya pertanian.

“Misalnya, dalam mengolah lahan. Alsintan mampu menghemat waktu dan biaya produksi. Sementara itu, saat panen raya, Alsintan mampu meningkatkan produktivitas budidaya petani,” katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, Alsintan tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi ciri pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern.

“Pertanian Indonesia maju, mandiri dan modern telah memasuki era 4.0 yang ditandai dengan pemanfaatan Alsintan,” ujarnya. Oleh karena itu, Ali berharap bantuan Alsintan dapat dikelola, dimanfaatkan, dan dirawat para petani dengan baik.

“Petani harus bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan penggunaan Alsintan dengan baik. Sebab, dengan penerapan mekanisasi pertanian produksi, produktivitas pertanian ikut meningkat,” imbuh dia.

Tak hanya itu, Ali menyebut pengelolaan dan pemanfaatan Alsintan dengan baik juga dapat berdampak pada peningkatan pendapatan petani. Meningkatnya pendapatan petani, kata dia, diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

“Tidak kalah penting adalah perawatan dan pemeliharaan Alsintan. Perawatan sangat penting, karena dapat membuat Alsintan berumur panjang dan kinerjanya lebih maksimal,” ujar Ali.

Untuk itu, dia menegaskan, optimalisasi Alsintan diperlukan sebagai langkah awal dalam upaya meningkatkan pembangunan pertanian Indonesia.

Utamanya, kata dia, untuk mewujudkan ketahanan pangan. Pasalnya, mekanisasi pertanian modern mampu meningkatkan produksi padi pada tahun-tahun mendatang.

“Saya berharap, adanya teknologi tidak akan menurunkan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya produksi bisa meningkat. Hal ini sekaligus meningkatkan ketahanan pangan dan ekspor,” ucap Ali.

Untuk optimalisasi mekanisasi pertanian, Menteri Pertanian juga mendorong industri di Indonesia untuk dapat berinovasi dan dapat memenuhi kebutuhan alat mesin pertanian kedepannya. Salah satunya dengan mengunjungi pabrikan alat mesin pertanian Futata yang merupakan produksi dalam negeri di Gresik, Jawa Timur pada Rabu (18/08) lalu.

Dalam kunjungan tersebut Syahrul meninjau unit mesin Futata berupa combine harvester kecil, sedang dan traktor roda 4yang merupakan produksi sendiri juga unit teranyar yaitu Mesin Rotatanam atau juga disebut Rotavator merek Futata type RT-3. Mesin Rotatanam selain untuk mengolah lahan dengan rotary juga mampu untuk mengolah lahan dengan memakai 4 buah discplow.

Sutrisno Basuki selaku Direktur Utama menyampaikan “mesin ini sudah kami buktikan di daerah Food Estate, yang mampu mengolah lahan dengan kedalaman 45-50 cm, mesin ini juga mampu mengangkut hasil panen Padi setelah Padi dipanen Combine Harvester seberat 2,5 ton dilahan lumpur.

“Mesin ini dapat ditambah implemen Grabber untuk mengangkut tebu dan langsung naik ke atas truk, sangat membantu pada saat lahan basah dimana truk tidak beroperasi masuk ke lahan karena lahan yang basah, Juga bisa ditambah implement sehingga mesin berfungsi sebagai Dozer karena tenaga mesin yang 100 HP cukup kuat, Mesin Rotatanam/ Rotavator produksi kami adalah satu – satunya Mesin yang diproduksi di Indonesia” imbuh Sutrisno.

Mentan SYL berharap inovasi teknologi seperti ini dapat terus tumbuh guna menunjang pertanian di Indonesia.