TANGGAMUS — Sebuah komitmen berharga nan mendalam ditegaskan hari ini. Asisten Perekonomian dan pembangunan Mewakili Bupati Tanggamus, Hendra Jaya Mega, menarik tirai inisiatif monumental dengan meluncurkan lima pilar strategis yang dirancang untuk membentengi lingkungan dari dampak samping program unggulan “Makanan Bergizi Gratis (MBG).”
Penegasan ini menjadi resonansi utama dalam Rapat Koordinasi Persampahan Kabupaten Tanggamus di Balai Pekon Purwodadi Gisting, yang secara spesifik menyoroti dilema Pengelolaan Limbah Domestik Cair dan Padat dari dapur-dapur MBG.
Program MBG, sebuah oase gizi bagi generasi muda, diakui sebagai fondasi vital dalam memahat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di Bumi Begawi Jejama. Namun, di balik suksesnya penyaluran nutrisi tersebut, tersembunyi sebuah tantangan ekologis yang merangkak naik.
Dengan 34 Dapur MBG yang beroperasi dan sibuk memproses ribuan kemasan makanan setiap hari, sang Asisten Prokonomian dan pembangunan menyuarakan urgensi krisis sanitasi.
”Jika aliran limbah ini dibiarkan tanpa kendali sistematis, ia akan menjadi virus lingkungan yang berpotensi menimbulkan dampak serius—mulai dari pengkhianatan terhadap kesucian air, polusi bau yang menusuk, hingga gangguan fundamental terhadap sanitasi di sekitar jantung dapur,” tegas Hendra Jaya Mega, suaranya mengandung gema tanggung jawab kolektif.
Demi mengamankan keagungan manfaat gizi MBG sekaligus memastikan warisan lingkungan yang berkelanjutan, rakor ini telah merumuskan lima mandat utama yang wajib ditancapkan oleh seluruh pemangku kepentingan, menjadi kompas moral dan teknis bagi pelaksanaan program:
1. Awal Mula Kesadaran: Penerapan wajib pemilahan sampah sejak dari hulu sumbernya, yakni di setiap Dapur MBG.
2. Harmoni Organik: Pemanfaatan limbah organik menjadi kompos atau biogas, mengubah sisa buangan menjadi solusi berharga yang ramah lingkungan.
3. Baku Mutu yang Tak Tergoyahkan: Pengolahan limbah cair harus melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mematuhi standar emas Permen LHK Nomor 11 Tahun 2025, dibuktikan dengan uji laboratorium terakreditasi sebelum dilepas ke saluran umum.
4. Kapasitas yang Ditinggikan: Pelatihan terstruktur bagi pengelola dapur MBG mengenai sanitasi, kebersihan, dan seni pengelolaan limbah yang efisien.
5. Simfoni Pengawasan: Penguatan koordinasi dan monitoring terpadu antara Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Satgas MBG, dan unit pelaksana di medan tugas.
Hendra Jaya Mega menekankan bahwa isu limbah ini merentang jauh melampaui sebatas persoalan teknis.
“Ini adalah cerminan langsung dari kemurnian kepedulian dan tanggung jawab kolektif kita terhadap kelestarian alam yang sakral,” tutupnya.
Beliau mengajak seluruh peserta untuk mengukir sejarah baru, menjadikan forum ini momentum emas guna memperkuat benang kolaborasi lintas sektor, demi terwujudnya Tanggamus yang sehat, bersih, dan berdaya saing.
Menyambut janji tersebut, dengan mengucap “Bismillahhirrohmanirrohim”, Rapat Koordinasi Pengelolaan Limbah Domestik Padat dan Cair bagi Dapur MBG resmi dinyatakan dimulai.








Be the first to write a comment.