Kelompok Studi Kader (Klasika) menggelar bedah buku Estetika Kaum Tertindas, Minggu, 26 April 2021. Buku karya UKM Seni Unila itu berisi ihwal sisi lain dari fungsi seni, salah satu penulis Roby Aslam menyampaikan, banyak yang menganggap estetika hanya sebatas bentuk. Khususnya dalam seni dianggap sebagai tontonan dan hiburan.

Menurutnya, estetika tak hanya sebatas itu. Terlebih dalam berkesenian, estetika mampu menumbuhkan kesadaran kritis bagi yang menyaksikannya, “Hal itu yang ingin disampaikan dalam buku ini, membongkar sistem yang selama ini telah mengungkung nalar kritis,” ujar Mahasiswa Unila itu.

Sementara itu, Budayawan Rifian Alchepy mengatakan, ketertidasan adalah kondisi ketidak sadaran atas sebuah sistem yang mendominasi kesadaran. Hal itu kemudian membuat seseorang melupakan hakikatnya sebagai sebagai makhluk sosial.

“Buku ini mengajak kita kembali mengajak untuk menyadari itu dalam konteks kesenian”. Ini harus terus digugah untuk menghidupkan kembali kesadaran semu masyarakat. Terlebih dalam kemajuan teknologi saat membuat setiap orang semakin asing dalam konteks sosial.

Kegiatan yang diikuti oleh peserta kelas mondok angkatan ke-9 ini dihadiri juga oleh komunitas-komunitas pegiat baca dan seni. Berlangsung di Rumah Ideologi Klasika dan merupakan bagian dari program Kuliah Ramadan (Kurma) Klasika. Agenda berlangsung dalam dua sesi, yakni pada 25 – 26 April 2021. Sedangkan sesi kedua dilaksanakan mulai 2 – 5 Mei 2021.